Wisata Lava Merapi


Pasca erupsi 2 tahun silam, Gunung Merapi di Yogyakarta justru menampilkan pesona bagi wisatawan. Lava tour, menjelajah dan melihat dari dekat daerah bencana letusan Merapi kini menjadi target saat liburan di Yogya.
Siapa yang tidak ngeri melihat dahsyatnya letusan Gunung Merapi, hingga akhirnya terjadi erupsi pada November 2010 silam. Bencana ini sempat menjadi mimpi buruk bangsa Indonesia.
Akan tetapi, seiring dengan statusnya yang kembali normal, lokasi bencana ini ternyata menjadi destinasi wajib saat berlibur di Yogyakarta. Masyarakat dan pemerintah setempat pun melakukan pembenahan diri dan roda perekonomian dengan membangun wisata yang bertajuk "Lava Tour".
Perjalanan dalam Lava Tour ini berpusat di Dusun Kinahrejo, Kabupaten Sleman. Kinahrejo merupakan dusun yang mengalami kerusakan terparah, karena dusun itulah yang paling dekat dengan kaki Gunung Merapi. Dari lokasi ini wisatawan bisa melihat bekas amukan sang Merapi. Muntahan lahar panas sang Merapi bahkan meluluhlantahkan Kinahrejo beserta 25 dusun lainnya.
Dahulu, sang Juru Kunci Gunung Merapi, Mbah Maridjan juga tinggal di Kinahrejo. Sayang, saat ini daerah tersebut tidak lagi ditinggali penduduk dengan alasan keamanan. Namun, setiap harinya lokasi ini ramai didatangi oleh wisatawan yang datang dari berbagai daerah.
Selain melihat indahnya puncak Merapi, banyak panorama menakjubkan yang bisa kita lihat di sini. Pemandangan yang dahulu hijau dan sejuk kini berubah menjadi lautan pasir dan batu. Bahkan reruntuhan rumah yang tersapu awan panas (wedhus gembel) masih tampak di kanan dan kiri jalan.
Lava Tour termasuk wisata murah di Yogya. Untuk wisatawan tidak dikenakan biaya masuk, hanya kendaraannya saja yang bayar. Untuk motor dikenakan biaya Rp 7.000 per motor, mobil Rp 15.000. Namun, untuk biaya parkir wisatawan harus kembali mengeluarkan uang, Rp 2.000 per motor dan Rp 5.000-Rp 10.000 untuk mobil. Murah kan?
Saat tiba di tempat parkir kendaraan, pemandangan Sungai Kali Gendol yang sekarang lebih mirip dengan lembah menyambut kedatangan wisatawan. Ya, untuk kendaraan bermotor memang tidak boleh sampai ke atas, kecuali kendaraan yang disewakan oleh pengelola.
Nah, karena jalannya menanjak dan menguras keringat banyak alternatif yang bisa dipilih oleh wisatawan. Bisa naik ojek (Rp 10.000), menyewa motocross, menyewa jeep, sepeda gunung, atau jalan kaki sambil menikmati pemandangan? Semua ini bisa menjadi pilihan yang sesuai dengan kantong.
Kali Gendol yang menjadi jalur lahar panas Merapi kini menjadi tebing dan jurang yang sangat curam. Terlihat beberapa pelancong yang nekat memotret lembah ini dari pinggir tebing yang sudah mulai menghijau.
Perjalanan pun berakhir di Dusun Kinahrejo. Di pintu masuk dusun ini kita bisa melihat foto-foto saat terjadinya erupsi hingga pasca erupsi. Kemudian, sedikit berjalan ke atas maka kita bisa melihat lokasi bekas rumah Mbah Maridjan.
Selain bekas rumah Mbah Maridjan yang sudah rata dengan pasir, di dekatnya juga terdapat Masjid Al-Amin yang selamat dari terjangan awan panas. Tepat di depan bekas rumah Mbah Maridjan, terdapat warung yang menjual kaos, CD yang menceritakan letusan Merapi, dan souvenir lainnya. Ternyata yang berjualan di sini adalah keluarga Mbah Maridjan. Harganya pun beragam mulai dari Rp 15.000-Rp 100.000 tergantung bagaimana Anda menawarnya.
Belum puas menikmati panorama di sekitar rumah Mbah Maridjan? Mengelilingi hamparan pasir dan batu menggunakan motocross dan jip bisa menambah petualangan Anda menjadi seru.
Pagi hari sebelum pukul 07.00 WIB bisa menjadi pilihan terbaik untuk tiba di tempat ini. Ya, kalau sudah lewat dari waktu tersebut jangan harap bisa melihat kegagahan Merapi yang sudah tertutup kabut.

Berlibur ke Yogyakarta belum lengkap kalau tidak bertualang sensasi Off Road di Lava Tour!

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS